"Kenapako tidak ikut, Dongo! Ramai sekali acaranya'."
(Kenapa kamu tidak ikut, dungu! Acaranya ramai sekali)
Begitulah salah satu bentuk kalimat yang biasa djumpai di
Mendengar kata dungu di atas, orang luar yang tidak terbiasa dengan logat
Tapi jika mereka mengerti dengan maksud si pembicara, mereka mungkin langsung akan tertawa. Atau jika mereka lama berinteraksi dengan orang-orang Makassar, bisa-bisa mereka ikut-ikutan memakai kata ini.
Dungu (dongo') di sini memang berarti bodoh dalam Bahasa Indonesia. Tapi sama sekali tidak bermaksud menghina. Tidak bermakna bahwa lawan bicara itu idiot atau berIQ jongkok. Ini hanyalah salah satu ucapan bernada "sayang" atau "peduli". Contoh di atas mungkin bisa diartikan sebagai berikut:
Alangkah sayangnya atau alangkah ruginya kamu tidak ikut acara itu. Acara itu begitu ramai. Di
Sungguh suatu istilah yang aneh bukan? Tapi ini mungkin bisa dianggap sebagai majas ironi saja, yakni penggunaan kata yang bertolak belakang untuk mengungkapkan makna sebenarnya. Bisalah dibilang seperti kalimat yang ditujukan pada orang yang sering terlambat bangun sebagai berikut:
"Rajin sekali kamu ya. Baru jam sebelas pagi sudah bangun."
Kalimat ini bermaksud sama dengan kalimat pertama tadi. Tapi ini berbentuk kalimat yang seolah-olah halus untuk menyampaikan makna yang kasar. Tapi kalimat pertama di atas menggunakan kata yang kasar untuk menyampaikan makna yang baik.
"Pergimako ke pengantin, dongo! Banyak kue. Enak-enak kuenya." kata dia. (artinya: pergilah ke acara pengantin itu, nanti kamu akan bisa menikmati banyak kue yang enak-enak)
"Tidak mau ja' deh. Kalau pergika' berarti saya dongo'! Saya tidak mau jadi orang dongo'! balasku bercanda.
(artinya: Saya tidak mau pergi karena kalau saya pergi berarti saya dungu. Saya tidak mau jadi orang dungu."
"Sori. sori" katanya tertawa. "Kebiasaan, bilang dongo'"
dr. Amrizal Muchtar, S. Ked
No comments:
Post a Comment