Friday, January 18, 2008

Apakah Anda siap mati?


Banyak sekali orang yang tidak mau membicarakan tentang kematian. Alasannya kebanyakan karena ngeri. Seolah-olah dengan membicarakan hal ini, maka segala kesenangan yang ada tiba-tiba jadi hilang.

Setiap yang hidup pasti akan mati. Itu sudah hukum Alam. Manusia sebenarnya perlu bersyukur karena adanya kematian. Coba bayangkan kalau tidak ada kematian. Bumi, planet satu-satunya yang bisa didiami makhluk, akan penuh dengan manusia-manusia dari zaman nabi Adam. Tentu kehidupan tidak akan dapat berjalan dengan populasi sebesar itu. Dengan jumlah penduduk seperti sekarang saja, banyak manusia yang kekurangan makanan, apalagi kalau penduduknya penuh. Ya, kita harus bersyukur para pendahulu kita meninggal, dan kita pun harus siap merasakan rasa syukur para penerus kita akan kematian kita sendiri.

Pertanyaan yang penting dijawab sebenarnya bukanlah kapan kita akan mati? Tapi sudah siapkah kita mati? Anggaplah kita yang ditanya masih berusia muda (20-40 tahun) dan kita beranggapan bahwa usia rata-rata kehidupan itu 60 tahun, maka mungkin kita akan menjawab, saya siap untuk mati pada usia 60 tahun. Coba tanya orang yang berusia 60 tahun minus satu hari. Apakah dia siap mati? Saya yakin sebagian besar atau mungkin seluruhnya akan menjawab belum. Coba juga tanya orang yang diberi bonus berpuluh-puluh tahun di atas usia standar. Contohnya mantan Presiden Soeharto yang lagi sekarat yang sekarang usianya sudah menginjak 87 tahun. Apa dia siap mati? Saya sangat ragu kalau dia akan mengiyakan pertanyaan itu.

Karena kematian itu bersifat mendadak bagi semua orang, maka secara logika sehat setiap orang harus mempersiapkan kematiannnya sebagaimana dia mempersiapkan kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan setiap hari, setiap minggu ataupun setiap tahun. Kematian jangan disembunyikan. Janganlah dilupakan. Apakah bekal kita kalau kita dipanggil? Yang selalu mengingat kematian saja masih merasa banyak kekurangan, apalagi yang tidak mempersiapkan mental untuk itu.

Amrizal, Sangatta, 17 Januari 2008
www.penjelajahwaktu.blogspot.com


Partner Link:

Diabetes Type II


3 comments:

Cipu Suaib said...

Tulisan yang jadi reminder buat saya. Ngebayanginnya bikin saya seram sendiri bro.....

noertika said...

kematian itu ndak mendadak ade'
setahu saya, masih mengikuti hukum sebab akibat...

http://daengrusle.com

Daeng Ipul said...

edede..
gambarnya bikin serem..untung kecilji..kalo besar, mungkin sy ndak berani liat...hiiyyyy...

Menghapal tanpa tahu artinya tak termasuk mempelajari Alquran

Menghafal Tanpa Tahu Artinya, Tak Termasuk Mempelajari Al-Qur’an!  ibtimes.id/menghafal-tanpa-tahu-artinya-tak-termasuk-mempelajari-al-quran...