Tuesday, July 24, 2007

Kentut

Kentut
Jangan mengaku manusia kalau tidak pernah melakukan ini. Bahkan hewan pun melakukannya. Ini alami. Tapi ini tetap saja bisa menimbulkan makian, hardikan, bahkan tidak mustahil nyawa bisa melayang jika anda melakukannya di tempat dan waktu yang salah. Bagaimana kalau keseringan kentut? Bahkan di saat yang haram untuk kentut. Ya, tentu saja ini sudah kelainan.
Tunggu sebentar. Haram untuk kentut? Ya. Ini adalah saat shalat bagi kaum muslim. Kentut bisa membatalkan shalat di samping BAK dan BAB.
Inilah yang dulu saya alami. Bahasa kerennya "Kisah Nyata". Saya tidak tahu penyebabnya. Yang jelas, dulu hampir tiap kali shalat, kentut itu datang tanpa diundang. Kadang munculnya saat bersedekap, saat rukuk, saat sujud dan paling menyebalkan pada saat hampir mengucapkan salam.
Menjengkelkan sekali. Kadang saya sudah berwudhu ulang dan kembali melakukan shalat, tapi TUUUT! Kentut itu datang lagi. Sungguh menyebalkan! Saya jadi stres. Kadang bisa sampai sepuluh kali kentut itu datang tiap kali mau shalat. Yang paling bikin stres kalau kentut itu datang pada ibadah yang terjadi sepekan sekali seperti shalat jumat atau ibadah setahun sekali seperti shalat idul fitri. Ibadah seperti itu kan tidak ada pengulangannya. Jadi kalau batal ya rugi dan dosa besar yang aku dapat. Dan ini pernah terjadi!
Saya sering berpikir apakah mungkin ini bersumber dari pola makan yang salah dalam keluarga. Terus terang dalam keluarga besar saya makanan berkarbohidrat tinggi menempati porsi sangat besar. Makanan berkabohidrat tinggi itu seperti nasi atau mie. Saya berpikir demikian karena melihat ibu dan beberapa saudara yang juga mengalami hal yang sama. Keparahannya pun hampir sama. Tapi mungkinkah faktor genetik juga berperan?
Entahlah. Tapi saya lebih cenderung pada yang pertama. Itu karena semenjak tinggal di tempat lain yang pola dan porsi makannya agak berbeda sekarang kebiasaan itu sudah mulai berkurang.
Namun, apapun penyebabnya, keberadaan kentut di waktu shalat sangat mengganggu. Karena stresnya saya pernah bernazar, kalau saya tidak lagi mengalami kentut saat shalat saya akan terus-menerus shalat lima waktu secara berjamaah di masjid.
Gila! Itu baru saya sadari dan tentu saja saya sesali setelah sempat beberapa waktu kemudian kentut tersebut berhenti sama sekali. Ya. saya tidak pernah kentut lagi sewaktu shalat.
Saya menghadapi masalah baru nih! Saya belum sanggup melaksanakan nazar tersebut. Memang sih shalat lima waktu berjamaah di masjid menurut saya sangat baik dan penting. Tapi untuk rutin melakukannya tanpa bolong-bolong saya belum sanggup.
Alhamdulillah, kentut itu muncul lagi. Artinya nazar tersebut belum wajib untuk dilakukan. Tapi tetap saja rasa sesal masih menghinggapi. Bagaimana cara membatalkan nazar ya? Ada yang tahu tidak?
Amrizal, Cilegon 21 Juli 2007


Low diet for Diabetes Mellitus

4 comments:

Anonymous said...

Justru logikanya mungkin harus dibalik, kentut itu berhenti karena Allah memudahkanmu untuk terus sholat berjamaah di masjid. Sebenarnya tidak perlu dengan bernazar, sholat berjamaah itu hukum asalnya adalah wajib bagi setiap muslim laki-laki. Coba cek:

http://www.mail-archive.com/daarut-tauhiid@yahoogroups.com/msg00259.html

dan

http://www.almanhaj.or.id/content/734/slash/0

Bacalah, ulangi, renungi, dan tadabburi. Semoga Allah selalu membimbing kita kepada hidayah, sebagaimana doa kita setiap shalat: ihdinash shirathal mustaqim (tunjukilah kami jalan yang lurus). Amin..

Wallahu a'lam.

Anonymous said...

[url=http://buyonlinelasixone.com/#11415]generic lasix[/url] - buy cheap lasix , http://buyonlinelasixone.com/#10560 lasix no prescription

Anonymous said...

[url=http://levitranowdirect.com/#amcny]buy levitra[/url] - cheap generic levitra , http://levitranowdirect.com/#gureo levitra 10 mg

Anonymous said...

[url=http://directlenderloandirectly.com/#jsygw]direct lender payday loans[/url] - direct lender payday loans , http://directlenderloandirectly.com/#slohb payday loans online

Menghapal tanpa tahu artinya tak termasuk mempelajari Alquran

Menghafal Tanpa Tahu Artinya, Tak Termasuk Mempelajari Al-Qur’an!  ibtimes.id/menghafal-tanpa-tahu-artinya-tak-termasuk-mempelajari-al-quran...